Senin, 29 Oktober 2012

Menjenguk orang sakitBeberapa waktu yang lalu, teman-teman personil n management menjenguk Daru (adik dari salah seorang management Sintesa) dan Om Hardi (Ayah dari salah seorang management Sintesa) . Awalnya, kami janjian kumpul jam 2 di rumah Fikri, tapi dasarnya agak hujan, terus malah pada ngaret deh. Well, akhirnya setelah tujuan awal kami jenguk Dik Daru yang di jalan godean (pasar godean ngidul dikit) terlaksana setelah datangnya Rois yang katanya ngebut dari kampus, setelah mendoakan Daru, kami melanjutkan njenguk Om Hardi. Hampir sangat malam ketika Rois akhirnya sadar bahwa ia sudah mengantuk. Dari arah rumah Om Hardi yang di Muntilan sebenernya gak butuh waktu lama untuk ke Godean dulu dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Tapi dasarnya Rois emang waktu itu menyetir dengan sotoy, jadilah kepulangan kami agak sedikit nyasar. Setelah “atret” Rois jadi sangat penurut dan mendengar kata-kata navigator handal: Bufe. Akhirnya, dalam perjalanan pulang itu kami mengusahakan banyak hal dengan tujuan agar Rois tidak mengantuk selama menyetir. Usaha – usaha tersebut diantaranya tentang: menceritakan cerita lucu si John, pertanyaan tentang siapa sebenarnya pembuat selokan mataram, dan bagaimana trik menurunkan perempuan manja yang ada dalam mobil sampai menentukan perbedaan cowok pelit dan cowok gak punya duit *yang ternyata tetep aja bikin Rois ngantuk >’’< Sebenarnya, postingan kali ini sekalian ingin berbagi beberapa hal kepada teman-teman tentang keutamaan menjenguk saudara yang sakit, karena memang momentnya pas banget . Let’s cekidot: Menjenguk orang sakit adalah di antara amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Alloh Subhannahu wa Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan SurgaNya. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, di dalamnya terdapat keutamaan yang sangat agung, pahala yang sangat besar dan ia adalah salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya. (HR: Muslim). Sesungguhnya menjenguk orang sakit adalah salah satu dari jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini? Abu Bakar menjawab, “Saya”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang ekcuali pasti ia masuk surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88) Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana yang menjadi sebab utama datangnya rahmat bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah dilimpahkan kepada seseorang karena amal-amal kecil yang dilaziminya. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berbinar (menyenangkan).” (HR. Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu) Semoga tulisan ini menyemangati kita untuk menghidupkan akhlak mulia ini (menjenguk orang sakit) yang banyak diremehkan orang. Berusaha ikhlas dan berharap pahala dari Allah serta apa yang dijanjikan-Nya melalui lisan Nabi-Nya. Karena ikhlash adalah syarat diterimanya amal kebaikan seseorang dan menjadi penyempurna dari apa yang dilakukan. Semoga Allah meringankan langkah kita dalam menghidupkan sunnah Nabi-Nya dan merahmati kita dalam menggapai ridha dan surga-Nya. Wallahu T’ala a’la. So how? Tanyailah sahabat terdekat sahabat Sintesa semua, apabila ia menjawab bahwa ia atau keluarganya sedang ada yang sakit, segera beli duku sekilo, jeruk, apel, atau apapun yang disenanginya dan jenguklah kemudian doakanlah. Selamat berlomba dalam kebaikan. Keep in touch ^-^Beberapa waktu yang lalu, teman-teman personil n management menjenguk Daru (adik dari salah seorang management Sintesa) dan Om Hardi (Ayah dari salah seorang management Sintesa) . Awalnya, kami janjian kumpul jam 2 di rumah Fikri, tapi dasarnya agak hujan, terus malah pada ngaret deh. Well, akhirnya setelah tujuan awal kami jenguk Dik Daru yang di jalan godean (pasar godean ngidul dikit) terlaksana setelah datangnya Rois yang katanya ngebut dari kampus, setelah mendoakan Daru, kami melanjutkan njenguk Om Hardi. Hampir sangat malam ketika Rois akhirnya sadar bahwa ia sudah mengantuk. Dari arah rumah Om Hardi yang di Muntilan sebenernya gak butuh waktu lama untuk ke Godean dulu dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Tapi dasarnya Rois emang waktu itu menyetir dengan sotoy, jadilah kepulangan kami agak sedikit nyasar. Setelah “atret” Rois jadi sangat penurut dan mendengar kata-kata navigator handal: Bufe. Akhirnya, dalam perjalanan pulang itu kami mengusahakan banyak hal dengan tujuan agar Rois tidak mengantuk selama menyetir. Usaha – usaha tersebut diantaranya tentang: menceritakan cerita lucu si John, pertanyaan tentang siapa sebenarnya pembuat selokan mataram, dan bagaimana trik menurunkan perempuan manja yang ada dalam mobil sampai menentukan perbedaan cowok pelit dan cowok gak punya duit *yang ternyata tetep aja bikin Rois ngantuk >’’< Sebenarnya, postingan kali ini sekalian ingin berbagi beberapa hal kepada teman-teman tentang keutamaan menjenguk saudara yang sakit, karena memang momentnya pas banget . Let’s cekidot: Menjenguk orang sakit adalah di antara amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Alloh Subhannahu wa Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan SurgaNya. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, di dalamnya terdapat keutamaan yang sangat agung, pahala yang sangat besar dan ia adalah salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya. (HR: Muslim). Sesungguhnya menjenguk orang sakit adalah salah satu dari jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini? Abu Bakar menjawab, “Saya”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang ekcuali pasti ia masuk surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88) Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana yang menjadi sebab utama datangnya rahmat bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah dilimpahkan kepada seseorang karena amal-amal kecil yang dilaziminya. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berbinar (menyenangkan).” (HR. Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu) Semoga tulisan ini menyemangati kita untuk menghidupkan akhlak mulia ini (menjenguk orang sakit) yang banyak diremehkan orang. Berusaha ikhlas dan berharap pahala dari Allah serta apa yang dijanjikan-Nya melalui lisan Nabi-Nya. Karena ikhlash adalah syarat diterimanya amal kebaikan seseorang dan menjadi penyempurna dari apa yang dilakukan. Semoga Allah meringankan langkah kita dalam menghidupkan sunnah Nabi-Nya dan merahmati kita dalam menggapai ridha dan surga-Nya. Wallahu T’ala a’la. So how? Tanyailah sahabat terdekat sahabat Sintesa semua, apabila ia menjawab bahwa ia atau keluarganya sedang ada yang sakit, segera beli duku sekilo, jeruk, apel, atau apapun yang disenanginya dan jenguklah kemudian doakanlah. Selamat berlomba dalam kebaikan. Keep in touch ^-^

Beberapa waktu yang lalu, teman-teman satu kelas n wali kels menjenguk pak selamet (bapak dari salah satu temen kita )  . Awalnya, kami janjian kumpul jam 2 di rumah Fikri, tapi dasarnya agak hujan, terus malah pada ngaret deh. Well, akhirnya setelah tujuan awal kami jenguk pak selamet yang di jalan godean (pasar godean ngidul dikit) terlaksana setelah datangnya Rois yang katanya ngebut dari sekolah, setelah mendoakan pak selamet,  kami melanjutkan njenguk Om Hardi.
Hampir sangat malam ketika Rois akhirnya sadar bahwa ia sudah mengantuk.  Dari arah rumah Om Hardi yang di Muntilan sebenernya gak butuh waktu lama untuk ke Godean dulu dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Tapi dasarnya Rois emang waktu itu menyetir dengan sotoy, jadilah kepulangan kami agak sedikit nyasar. Setelah “atret” Rois jadi sangat penurut dan mendengar kata-kata navigator handal: Bufe. Akhirnya, dalam perjalanan pulang itu kami mengusahakan banyak hal dengan tujuan agar Rois tidak mengantuk selama menyetir. Usaha – usaha tersebut diantaranya tentang: menceritakan cerita lucu si John, pertanyaan tentang siapa sebenarnya pembuat selokan mataram, dan bagaimana trik menurunkan perempuan manja yang ada dalam mobil sampai menentukan perbedaan cowok pelit dan cowok gak punya duit *yang ternyata tetep aja bikin Rois ngantuk >’’<
Sebenarnya, postingan kali ini sekalian ingin berbagi beberapa hal kepada teman-teman tentang keutamaan menjenguk saudara yang sakit, karena memang momentnya pas banget . Let’s cekidot:
Menjenguk orang sakit adalah di antara amal shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan kita kepada Alloh Subhannahu wa Ta’ala, kepada ampunan, rahmat dan SurgaNya. Mengunjungi orang sakit merupakan perbuatan mulia, di dalamnya terdapat keutamaan yang sangat agung, pahala yang sangat besar dan ia adalah salah satu hak setiap muslim terhadap muslim lainnya. (HR: Muslim).
Sesungguhnya menjenguk orang sakit adalah salah satu dari jalan surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi ini?”
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bertanya, “Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit hari ini?”
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah di pagi ini?”
Abu Bakar menjawab, “Saya.”
Beliau bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah memberi makan orang miskin di pagi ini?
Abu Bakar menjawab, “Saya”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri seseorang ekcuali pasti ia masuk surga.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88)
Sesungguhnya kita tidak tahu amal kita mana yang menjadi sebab utama datangnya rahmat bagi diri kita. Berapa banyak rahmat Allah dilimpahkan kepada seseorang karena amal-amal kecil yang dilaziminya. Karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Janganlah engkau remehkan kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berbinar (menyenangkan).” (HR. Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu)
Semoga tulisan ini menyemangati kita untuk menghidupkan akhlak mulia ini (menjenguk orang sakit) yang banyak diremehkan orang. Berusaha ikhlas dan berharap pahala dari Allah serta apa yang dijanjikan-Nya melalui lisan Nabi-Nya. Karena ikhlash adalah syarat diterimanya amal kebaikan seseorang dan menjadi penyempurna dari apa yang dilakukan. Semoga Allah meringankan langkah kita dalam menghidupkan sunnah Nabi-Nya dan  merahmati kita dalam menggapai ridha dan surga-Nya. Wallahu T’ala a’la. So how? Tanyailah sahabat terdekat sahabat Sintesa semua, apabila ia menjawab bahwa ia atau keluarganya sedang ada yang sakit, segera beli duku sekilo, jeruk, apel, atau apapun yang disenanginya dan jenguklah kemudian doakanlah. Selamat berlomba dalam kebaikan. Keep in touch ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar